17 March 2008

Balada Si Pasca Bayar


Gw gak abis pikir dengan perang tarif provider telko akhir-akhir ini... Mau apa siy mereka? Dimulai dengan XL yang bilang Rp 25/detik... gak lama kemudian turun menjadi Rp 10/detik... kemudian anjlok jadi Rp 1/detik... dan SIMPATI gak mau kalah ngeluarin promo Rp 0,5/detik (setelah satu menit tentunya)... XL kebakaran jenggot dan gak mau kalah dengan mengeluarkan iklan kawin dengan monyetnya Rp 0,1/detik... IM3 menggeber dengan Rp 0,001/detik... dan baru seminggu IM3 mengeluarkan program itu, XL membalas lagi dengan Rp 0,000...1 sampe puas atau Rp 600/pemakaian (pada jam tertentu). IM3 gak mau kalah lagi... ngeluarin Rp 0,00000000001 gak tau per detik ato sekali pemakaian. Belum lagi Mentari yang tereak-tereak dengan 1 menit gratis (10x pemakaian maksimal per hari).

Setelah Esia mempelopori telepon murah dan mengkomparasi langsung CDMA dengan GSM. Padahal secara sistem dan kemampuan juga beda. Mulailah perang tarif semua provider yang ada di Indonesia. Sialnya, semua kemudahan (baca: kemurahan) tersebut hanya didapat oleh kartu pra-bayar. Lalu gimana nasib pasca-bayar? Tak tentu nasibnya... Yang dulu katanya bahwa tarif pasca-bayar itu lebih murah dari pra-bayar kini hanya menjadi kenangan indah di masa lalu. Karena saat ini bukannya masanya untuk kartu pasca-bayar!

Padahal, pra-bayar lebih rawan untuk melakukan tindak penipuan. Walau DEPKOMINFO sudah mewajibkan registrasi sebelum pengaktifan kartu, namun tampaknya masih saja ada SMS berisi penipuan. Karena sesungguhnya provider tak pernah mengecek validitas data registrasi sebelum kartu diaktifkan.

Sedangkan pasca-bayar lebih jelas, siapa pemilik dan data-datanya. Telat bayar sedikit saja bisa ditelponin terus atau dikasih surat peringatan. Tak sedikit pelayanan yang tidak mengenakkan diterima oleh pengguna kartu pasca-bayar jika sedang melakukan komplain kepada customer service provider.

Sudah saatnya para provider melihat dengan lebih obyektif lagi. Para pengguna kartu pasca-bayar tentunya mempunya kesahihan data serta kemampuan finansial daripada pengguna kartu pra-bayar. Bisa dilihat dari rata-rata pembayaran minimal bulanan Rp 100.000 - Rp 200.000 per bulannya. Bandingkan dengan banyak pengguna pra-bayar yang cuma mengisi pulsa Rp 25.000 untuk satu bulan!

Pengguna pasca-bayar juga adalah konsumen yang loyal dan setia. Yang biasanya stay pada satu nomor selama bertahun-tahun, bahkan dari saat mulai menggunakan ponsel. Banyak dari pengguna pasca-bayar yang telah menggunakan nomornya lebih dari 10 tahun! Sebuah loyalitas konsumen yang luar biasa yang saat ini dibalas dengan perang tarif kartu pra-bayar. Seakan-akan para pengguna pasca-bayar lah yang "mensubsidi" kartu pra-bayar sehingga tarif mereka bisa menjadi lebih murah. Kurang ajarnya lagi para konsumen pra-bayar ini adalah konsumen kutu loncat yang sangat tidak setia. Bisa berganti nomor setiap bulan, berpindah ke provider yang promonya lebih menguntungkan.

Sampai kapan perang tarif ini akan terjadi? Mungkin sampai para pengguna pasca-bayar berhenti karena bangkrut dan pindah menjadi pra-bayar... Karena gw gak melihat tentang status sosial di sini. Memang pasca-bayar terlihat menjadi lebih hi-class... Tapi siapapun orangnya—kaya atau tidak—akan lebih senang mendapatkan tarif murah dalam bertelepon ketimbang tarif "normal" pasca-bayar saat ini...