14 April 2009

Kenapa saya memilih Golkar?

Banyak teman-teman yang mempertanyakan kebenaran hal tersebut. Dan dengan yakin saya menjawab, Ya benar! Kenapa memangnya? Dalam demokrasi sah-sah saja kan mempunyai political view-nya masing-masing... Walau pun 14 tahun yang lalu saya memang tercatat sebagai anggota DPC Golkar Jakarta Barat, namun saat ini saya sama sekali tidak aktif dalam parpol apapun...

Ada beberapa hal yang menyebabkan saya memilih Golkar

1. Saya HANYA akan memilih parpol yang berasaskan Pancasila dalam AD/ART-nya. Bisa apa saja... Golkar, Demokrat, PDIP bahkan Gerindra atau Hanura. Buat saya, bukan sebuah pilihan tepat untuk menggabungkan antara agama (ruang pribadi) dengan politik (ruang publik) di saat Indonesia adalah negara yang plural.

2. Saya HANYA akan memilih parpol yang tidak mengkultuskan individu. Kaderisasi dalam Golkar sudah jalan dan tidak bergantung kepada ketenaran-ketenaran semu individu di dalamnya. Siapa pun bisa keluar dari Golkar kapan saja, dan Golkar tak akan mati karena itu. Sebut saja, nama Edi Sudrajat yang keluar dari Golkar saat kalah dalam pemilihan Ketua Umum melawan Akbar Tandjung, yang kemudian mendirikan PKP (sekarang PKPI).

3.
Saya HANYA akan memilih parpol yang berjiwa besar. Golkar pernah berbuat kesalahan di masa lampau. Akbar Tandjung pernah menyatakan itu di depan umum dan meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas kesalahan-kesalahan tersebut. Dalam pandangan saya, Golkar sudah jauh berubah ketimbang masa Orde Baru. Dan dalam hal tersebut, Golkar sudah menunjukkan jiwa yang besar serta berusaha memperbaiki Indonesia.

4. Saya HANYA akan memilih parpol yang secara kualitas dan pengalaman mampu menjadi penyeimbang kekuasaan eksekutif. Buat saya, SBY masih pas untuk melanjutkan pemerintahan 5 tahun ke depan. Dalam hal ini, Golkar menjadi penyeimbang kekuasaan legislatif terhadap eksekutif. Sangat disayangkan jika eksekutif dan legislatif dipegang oleh partai yang sama. Jangan sampai ada Golkar Orde Baru jilid 2. Eksekutif dia, legislatif dia juga. Kecenderungan kong kalikong akan semakin tinggi.

5. Saya HANYA akan memilih parpol yang saya kenal track record politik dan sikap nasionalis para tokohnya. Dalam hal ini saya melihat ada beberapa nama yang saya kagumi (ini sangat subyektif) antara lain Sri Sultan Hamengkubuwono X, Muladi SH dan Sarwono Kusumaatmadja (yang ini saya ragu apakah masih aktif di Golkar).

Dengan demikian, saya masih yakin seyakin-yakinnya untuk memilih Golkar dalam pemilu legislatif kemarin. Tapi untuk pemilihan presiden nanti, saya masih yakin bahwa SBY lah yang terbaik dari yang ada saat ini...

Rujukan http://incoharper.multiply.com/journal/item/135/Partai_Golkar_Dari_Mana_Mau_Kemana

No comments: