Di suatu pagi ketika saya hendak berangkat ke kantor, jalanan sudah mulai ramai. Di depan saya tambak sebuah motor skutik yang jalan mengsal-mengsol, kenceng nggak pelan juga nggak. Padahal di depannya tidak tampak kendaraan lain. Karena tak sabar, saya kemudian berusaha mendahului motor tersebut dan saat itu saya melihat si pengendara motor sedang asyik membalas SMS sambil tetap berkendara.
***
Pada hari minggu pagi, ketika saya sedang berada di gereja dan misa baru saja dimulai. Kitab suci baru saja dibacakan dan tepat saat itu pula terdengar sayup-sayup lagu Kris Dayanti yang makin lama makin keras di belakang saya. Dengan penasaran saya menengok ke belakang dan tampaklah seorang ibu yang sedang panik merogoh tasnya. Ternyata lagu tersebut berasal dari panggilan ponselnya yang lupa disilent sebelum misa dimulai.
***
Di sebuah pasar swalayan, saya sedang melihat-lihat rak untuk mencari barang yang saya akan beli. Tiba-tiba... bruk!!! Seorang ibu menabrak saya dan membuat keranjang belanja yang saya pegang terjatuh. Ibu tersebut juga mengelus-ngelus kepalanya yang secara reflek terkena tangan saya. Tanpa bicara apa-apa dan malahan sambil merengut ibu tersebut berlalu dari hadapan saya sambil meneruskan ber-sms ria.
***
Saat itu kebetulan saya sedang naik transjakarta untuk berangkat ke kantor. Karena sudah lumayan siang maka semua penumpang kebagian tempat duduk. Tepat di depan saya ada seorang ibu yang tampak keletihan, tak tau dia dari mana, dan tampaknya sangat mengantuk. Tiba-tiba seorang bapak di samping ibu tersebut mendapat panggilan dari ponselnya. Tak mengerti apa yang dibicarakan, karena bicara dalam bahasa daerah, si bapak berbicara dengan volume yang kencang sekali sampai-sampai si ibu terkaget-kaget dan lepas dari rasa kantuknya. Hampir setiap orang yang ada di bus melihat ke arah si bapak tersebut, namun dengan cueknya si bapak melanjutkan bicaranya di ponsel... tetap dengan suara kerasnya.
***
Sepertinya masih banyak lagi kejadian yang kita alami sehari-hari yang berhubungan dengan ponsel dan kita merasa terganggu dengannya. Bisa di jalan, di masjid atau yang paling dekat di ruang mitinglah. Kejadian tersebut sering membuat saya bertanya-tanya dalam hati... Itu orang gak tau atau sengaja sih?
Ponsel seharusnya menjadi wilayah privat seseorang yang harusnya pula tidak mengganggu wilayah publik. Kesadaran individu yang masih kurang sehingga terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan umum.
Tidak sedikit kejadian yang kemudian merugikan di penelpon. Risiko kecelakaan lalu lintas juga meningkat seiring dengan penggunaan ponsel di jalan raya. Mungkin karena hal tersebut akhirnya Pemda DKI mengeluarkan Perda tentang larangan menggunakan ponsel di jalan raya (ada yang tau Perda nomor berapa?). Namun tampaknya keseriusan aparat dalam menjalankan Perda tersebut masih sangat kurang. Saya adalah orang yang awam hukum, sehingga tau aparat mana yang berwenang untuk menindak ketika terjadi pelanggaran Perda tersebut. Apakah pihak kepolisian atau pihak pemda atau DLLAJR?
Mungkin pula Perda tersebut tidak jalan karena kurangnya sosialiasi ke masyarakat. Karena sampai saat ini saya masih menyaksikan pelanggaran Perda tersebut di mana-mana, bahkan oleh orang-orang terdekat saya.
Mungkin selain Perda perlu adanya kesadaran dari masing-masing individu tentang hal tersebut. Selain mengganggu orang lain, juga bisa berbahaya buat dirinya sendiri. Sesuatu yang baik (walau kadang sulit) memang harus dimulai. Minimal dari diri saya sendiri...
No comments:
Post a Comment